JOURNAL

Jumat, 15 April 2016

Kota Tangsel Peringati Hari Air Dunia 2016 di Tandon Ciater BSD Serpong


Hari ini Jumat (15/4/2016) Kota Tangerang Selatan menyelanggarakan acara peringatan Hari Air Dunia 2016. Acara berlangsung di Tandon Ciater, BSD City Serpong, dan dihadiri oleh Wali Kota Tangerang Selatan ibu Hj. Airin Rahmi Diany, SH, MH. Sekitar 200 undangan turut hadir dalam acara ini, di antaranya kepala Satpol PP, kepala BNPD, Sekda dan wakil ketua PMI Tangsel.

Acara seremonial World Water Day 2016 dimulai pada pukul 08.00 WIB. Rangkaian acara terdiri dari pembukaan yang dilakukan oleh ibu walikota, penyerahan penghargaan kepada penggiat peduli air di Kota Tangsel, penampilan kesenian dari ibu-ibu dharma wanita kota Tangsel, dan sejumlah lomba seperti lomba mewarnai untuk anak-anak TK, lomba pidato, dan kegiatan lainnya bertema hari air. Selain itu, di pendopo Tandon Ciater terdapat sejumlah stan pameran bertema serupa.


Penyerahan penghargaan untuk para penggiat peduli air oleh Walikota Tangsel


Walikota Tangsel mengajak masyarakat untuk mengolah sumber daya air dengan baik


Ibu Airin Rahmi Diany di antara penerima penghargaan penggiat peduli air Tangsel


Para penerima penghargaan di Hari Air Dunia 2016

Dalam sambutannya, Ibu Airin Rahmi Diany mengajak segenap lapisan masyarakat beserta pemerintah untuk aktif bekerja sama dalam mengolah sumber daya air. Menurutnya, mengolah sumber daya air bisa dimulai dengan cara memelihara saluran drainase di rumah masing-masing.
Beliau berharap dengan adanya peran dan perhatian dari masyarakat dapat menjaga kualitas dan kuantitas air untuk menjamin persediaan air di masa yang akan datang. 

Usai memberikan sambutannya, ibu walikota kemudian mengunjungi stand-stand pameran yang ada di rumah tandon, dilanjutkan dengan menemui anak-anak TK yang sedang mengikuti lomba mewarnai gambar bertema air.
 

Jogging track dibuat di sekeliling Tandon Ciater


Peluncuran perahu karet rescue PMI Tangsel


Simulasi

Sebelum beranjak meninggalkan acara, Ibu Airin terlihat berjalan ke arah tandon (danau), menyaksikan peluncuran perahu karet rescue PMI Tangsel. Selain perahu karet milik PMI, terdapat pula perahu karet milik BNPBD. Saat simulasi, putra teman saya ternyata ikut serta naik boat tersebut he he.

Sebagai informasi, Tandon Ciater ini adalah danau penampungan air, semacam situ. Sekeliling danau dibuat jogging track yang dapat digunakan oleh warga komplek untuk berolah raga. Setiap pagi pada akhir pekan tempat ini ramai dikunjungi oleh warga yang ingin berolahraga atau sekedar jalan kaki menikmati suasana dan udara segar. 


Ke depannya, Satpol PP, BNPBD dan PMI akan memanfaatkan tandon untuk latihan rescue perairan. Kemungkinan dari Podsi Tangsel juga akan berlatih bersama di tempat ini. 


Tandon Ciater BSD
Samping pendopo Tandon Ciater


Tamu undangan yang hadir


Penampilan ibu-ibu dharma wanita Tangsel memainkan alat musik kolintang


Ondel-ondel


Pengunjung memadati stand pameran


Mengamati pameran sumber daya air


Kritis dalam Menyikapi Masalah Air Minum

Air merupakan unsur yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Air digunakan untuk berbagai keperluan, seperti memasak, mandi, mencuci, air minum, dan sebagainya. Begitu vitalnya fungsi air dalam kehidupan seseorang, maka tidak heran jika air dikategorikan sebagai kebutuhan pokok manusia yang menempati rangking teratas. Dalam hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow, air digolongkan ke dalam kebutuhan fisiologikal, artinya secara langsung berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup.

Tubuh manusia dipenuhi dengan air dengan kadar sekitar 70 persen. Dan, untuk tetap bisa hidup, air dalam tubuh harus dipertahankan. Kebutuhan air minum tiap orang bervariasi, rata-rata antara tiga hingga enam liter per hari, tergantung pada berat badan dan aktivitasnya. Namun, agar tetap sehat, air minum harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, maupun bakteriologis.

Kebutuhan air bersih, khususnya air minum selama ini diperoleh dari berbagai sumber, yaitu air tanah, air sungai, air hujan, dan air pegunungan. Namun, keberadaan air tersebut belum bisa dijamin untuk layak dikonsumsi. Artinya masih perlu proses pengolahan agar aman diminum dan terbebas dari kandungan bakteri yang membahayakan kesehatan.

Mengacu pada standar World Health Organization (WHO/Organisasi Kesehatan Dunia), Kementrian Kesehatan RI telah menetapkan kriteria kualitas air secara mikrobiologis, melalui Peraturan Menteri kesehatan No. 4292/menkes/Per/IV/2010, bahwa parameter mikrobiologi untuk Escheria Coli dan Total Bakteri Koliform kadar maksimum yang diperbolehkan per 100 ml sampel adalah 0 (tidak boleh mengandung E coli dan Coliform setiap 100 ml sampel). Nah! 



Tandon Ciater

Ancaman Krisis Air Bersih

Sebagai negara yang memiliki potensi sumber daya air yang berlimpah, semestinya Indonesia tidak bergelut dengan masalah ketersediaan air bersih. Sekitar enam persen persediaan air dunia atau sekitar 21 persen persediaan air Asia Pasifik terdapat di bumi pertiwi ini.

Meskipun sumber air berlimpah di hampir semua pulau di Tanah Air, tetapi lebih dari 60 persen penduduk masih kesulitan memperoleh akses air bersih. Bahkan puluhan jiwa setiap hari, termasuk bayi, harus melayang sia-sia karena tidak mendapatkan air bersih. Peneliti Center for Sustainable Infrastructure Development (CSID) Universitas Indonesia, Boy Serawi, pernah mengungkapkan, masalah air datang karena kuran mampunya pemerintah dan masyarakat dalam memanajemen pengelolaan air. Akibatnya, dari tahun ke tahun krisis air di Indonesia semakin memburuk. Masalah tersebut belum teratasi karena infrastruktur air belum memadai untuk melakukan penyediaan dan penanganan air.
  

Taman Kota 2 BSD City

Setidaknya, ada dua masalah mendasar dalam pengelolaan air di Indonesia, yakni faktor pemerintah dan masyarakat. Belum adanya kebijakan strategis dari pemerintah untuk menjamin ketersediaan air merupakan penyebab utamanya. Hal ini dapat dicontohkan dari minimnya pembangunan bendungan. Selain itu, minimnya alokasi anggaran daerah dalam rangka meningkatkan pelayanan air bersih dan sanitasi juga diperparah lagi dengan belum tegaknya sanksi hukum dan aturan mengenai pengelolaan air limbah.

Dari faktor masyarakat, kurangnya kesadaran dalam menjaga lingkungan merupakan penyebab utamanya. Publik harusnya bisa aktif dalam menjalankan program-program penyediaan air bersih secara mandiri, seperti gerakan hemat air atau pembuatan sumur biopori.

Pengelolaan dan penyediaan infrastruktur air bersih tidak bisa mengandalkan satu pihak, tetapi sudah seharusnya menjadi kewajiban bersama karena persoalan-persoalan dalam penyediaan dan pelestarian air bersih tidak dapat dilakukan secara komprehensif. Pemerintah melalui Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian PU, BUMN, PDAM, maupun masyarakat harus turut membantu dan serius menangani ancaman krisis air bersih tersebut.  



Sungai yang mengalir melewati Taman Kota 2 BSD City

Optimalkan Pemanfaatan Air Hujan
Kebutuhan air akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Tapi, ironisnya ketersediaan air bersih yang layak konsumsi malah semakin menipis. Itu berarti bahwa suatu saat nanti penduduk Indonesia akan semakin sulit mendapatkan air bersih. Solusinya adalah mengoptimalkan pemanfaatan air hujan. Sayangnya, air hujan yang semestinya bisa menjadi solusi malah menjelma bak buah si malakama. Saat kemarau, masyarakat kekurangan air. Ketika musim hujan datang, masyarakat malah kebanjiran.

Hal tersebut bisa terjadi lantaran maraknya alih fungsi hutan menjadi perkebunan, perumahan, dan keperluan lainnya. Itu pula yang mengakibatkan air tidak berfungsi secara optimal. Sebagian besar air hujan semestinya meresap ke dalam tanah untuk menjadi cadangan, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Padahal, idealnya tidak semua air hujan dialirkan ke sungai. Malahan, akan lebih baik jika air hujan tersebut ditampung.

Salah satu langkah yang bisa diambil adalah pembuatan sumur imbuhan atau retensi. Sehingga, dengan pengelolaan yang maksimal, air hujan bisa meringankan krisis air di Indonesia. Dengan membuat penampungan air hujan (sumur imbuhan), warga bisa mengelola air baku secara mandiri. Belum lagi, pembuatan sumur imbuhan yang terhitung mudah dan sederhana harusnya bisa dilakukan sertiapp anggota masyarakat.
 

Ruang terbuka hijau di Taman Kota 2 BSD City

Penggunaan air tanah besar-besaran bisa diikuti dengan pengelolaan lingkungan yang maksimal pula. Hal itu agar air hujan bisa meresap dan menjadi cadangan air demi terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Bagian-bagian air terdiri dari permukaan air, air tanah, dan air sungai. Saat kualitas air sungai sudah tidak baik untuk digunakan, harusnya air tanah bisa menjadi solusi. Tetapi, apa jadinya saat air tanah juga semakin sulit diperoleh akibat pembangunan yang massif?

Volume air tanah tidak lepas dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengoptimalkan  air hujan. Air yang harusnya bisa masuk ke dalam tanah malah langsung dialirkan ke sungai melalui drainase. Inilah yang menjadi himbauan dari ibu walkot dalam sambutannya pada Hari Air Dunia hari ini.

“Menyediakan ruang terbuka hijau merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan masyarakat dalam memaksimalkan resapan air. Sumur resapan atau bipori juga bisa menjadi solusi tepat untuk mengoptimalkan fungsi air hujan.”

Selamat memperingati hari air sedunia. Mari kelola sumber daya air dengan baik ^_^ 



Selamat Hari Air Dunia 2016 ^_^



Tidak ada komentar:

Posting Komentar