JOURNAL

Jumat, 30 Oktober 2015

We Bought A Zoo, Film Drama Keluarga Yang Menginspirasi

We Bought A Zoo. Film tahun 2011 yang dibintangi oleh aktor tampan Matt Damon, yang akhirnya bikin aku jatuh hati. Ceritanya yang menyentuh dan menginspirasi, berhasil membuatku ingin menjadikannya koleksi. Jujur, aku jarang sekali membeli sebuah film untuk dijadikan koleksi jika bukan karena  filmnya baguuuuus sekali. Cerita dan adegan yang menyentuh di film ini, serta pesan moral yang ingin disampaikan, rasanya seperti tak hanya hadir saat aku menonton, tetapi tetap ada hingga saat ini. Berkesan sekali.


Film drama bertema keluarga yang bisa ditonton segala umur. Dari anak-anak kecil, remaja, dewasa, juga pasangan suami & istri. Aku nontonnya awal Mei ini, di TV FOX. Itupun nontonnya sudah di menit ke 10 dstnya. Liat-liat kok ada gambar hewan-hewan segala. Pikirku, film tentang apaan ini? Anakku ikut nonton karena tertarik dengan harimau dan beruang yang muncul di film. Kamipun nonton bersama. Sayangnya di separuh film, aku ketiduran. Anakku juga. Duh, nyesel banget! 

Besoknya di jam yang sama, itu film tayang lagi. Wow, kayak tahu saja kalo aku lagi pingin nonton ulang. Bagus deh ya, berarti masih dapat kesempatan nonton gratis. Seneng akhirnya bisa mengetahui ceritanya secara utuh. Pun, ga nyangka kalo filmnya bagus. Oh iya, seminggu sejak film itu aku tonton di Fox (2 kali lho), eh hari ini kata Alisya (di FB) filmnya wara wiri lagi di Fox. Waks... diulang mulu! Saking bagusnya kah? :D

====

Tentang seorang suami yang merawat sendiri dua anaknya setelah istrinya meninggal karena sakit. Sendirian menghadapi berbagai persoalan ketika pindah dan tinggal di kebun binatang yang bobrok. Pertengkaran dengan anak remajanya yang ingin kembali ke rumah semula, karena merasa diacukan, merasa kehilangan kasih sayang. Sang ayah yang dilema, memilih antara menelantarkan hewan-hewan dan membuat para pekerjanya menganggur, atau menghabiskan biaya (bahkan berhutang) demi membayar dokter hewan, membuat kandang, dan membayar para pekerja yang setia. Pilih anak sendiri atau para binatang?

Seorang ayah yang tentunya bukan super hero, yang bisa sedih, yang bisa pedih, yang bisa menangis, bahkan menjadi stress.

Tentang kehilangan yang membuat orang-orang tetap berdiri, berjuang, dan kuat menghadapi laju hidup. Jenis film yg paling aku sukai. Bukan tentang sedah sedihnya itu, tapi tentang apa yang terjadi setelah kesedihan itu melanda, tentang apa yang orang lakukan setelah kehilangan. Itu!
Bagaimana sikap seseorang yang mendahulukan kepentingan orang lain (termasuk hewan), dibanding kepentingannya sendiri. Di atas kepentingan jiwanya, kesepiannya, kesedihannya. Emosional sekali!
 

OST film ini ternyata lumayan banyak :D

“Don’t Come Around Here No More” – Tom Petty
“Do It Clean” – Echo & The Bunnymen
“Airline To Heaven” – Wilco
“Don’t Be Shy” – Cat Stevens
“Go Do” – jónsi
“Living With The Law” – Chris Whitley
“Last Medicine Dance” – Mike McCready
“Buckets of Rain” – Bob Dylan
“No Soy Del Valle” – Quantic Presenta Flowering Inferno
“Sinking Friendships” – jónsi
“Like I Told You” – Acetone
“Ashley Collective” – Mike McCready
“For A Few Dollars More” – The Upsetters
“Hunger Strike” – Temple Of The Dog
“Ævin Endar” – jónsi
“Mariachi El Bronx” – Mariachi El Bronx
“Haleakala Sunset” – CKsquared
“Boy Lilikoi” – jónsi
“Cinnamon Girl” (Live) – Neil Young
“Holocene” – Bon Iver
“Throwing Arrows” – Mike McCready
“Work To Do” – The Isley Brothers
“All Your Love (I Miss Loving)” – Otis Rush
“I Think It’s Going To Rain Today” – Randy Newman
“Hoppípolla” – Sigur Rós
“Gathering Stories” – jónsi

Lagu-lagunya Jonsi keren banget!

Ada scene yang bikin aku nangis. Suatu malam waktu Ben (Matt Damon) buka laptopnya, dia nyetel lagu sambil lihat-lihat foto dan file video. Ada video lama saat ia dan keluarganya piknik bersama. Dia dan dua anaknya, juga istrinya yang saat itu masih hidup. Ceria. Bahagia. Indah sekali. Bahkan Ben terhanyut, dia tertawa, tersenyum, lalu ketika video dan lagu itu usai, ada air mata menetes. Ben menangis. Aku terbawa suasana, seperti ikut merasakan kehilangan, kesedihan, dan kerinduan Ben pada sang istri. lagu dan musiknya cocok banget, seperti setubuh.

OSTnya oke-oke.
Benjamin Mee (Matt Damon) baru saja kehilangan istrinya. Ia harus mengasuh kedua anaknya Dylan (Colin Ford) dan Rosie (Maggie Elizabeth Jones) sendiri. Benjamin memutuskan untuk pindah ke rumah yang baru dan karena Rosie, ia pun akhirnya membeli sebuah rumah yang sebenarnya adalah bekas kebun binatang yang tak terawat. Dibantu oleh Kelly (Scarlett Johansson) sang pengurus kebun binatang dan beberapa staf lainnya, Benjamin memutuskan untuk membangun kembali kebun binatang tersebut dan membukanya untuk umum. Namun usaha mereka tidaklah mudah, sebelum itu mereka harus melewati inspeksi ketat dari Walter Ferris (John Michael Higgins), belum lagi konflik internal di antara mereka yang semakin mempersulit keadaan.
Dari berbagai sumber yang aku baca, Film We Bought a Zoo terinspirasi dari kisah nyata yang dialami oleh Benjamin Mee seorang warga negara Inggris yang membeli kebun binatang Dartmoor Zoological Park di Inggris. Perihal ini disebutkan di ending film. Hehe aku ga nyangka kalo ini based on tru story. Ternyata benar. Namun, ada beberapa perbedaan antara Benjamin Mee asli dengan yang ada di film, seperti : Benjamin Mee dalam film baru saja ditinggal istrinya yang  meninggal sebelum ia membeli kebun binatang sedangkan dalam kehidupan nyata istrinya meninggal setelah ia membeli kebun binatang tersebut. Selain itu kedua anak Benjamin Mee sebenarnya jauh lebih muda dari apa yang digambarkan di film. 



Dua artis besar yang bermain di film ini yaitu Matt Damon dan Scarlet Johansson. Awalnya aku ga ngeh kalo Ben itu Matt Damon. Rambutnya yang rada gondrong, badannya yang lebih gempal, cukup menipu di awal. Maklum, aku sering liat dia main film action, berambut cepak dan berbadan tegap proposional. Si cantik Scarlet Johansson berpenampilan ala cowgirl, berperan sebagai seorang penjaga kebun binatang. Maggie Elizabeth Jones dan Colin Ford yang berperas ebagai kedua anak ben, tampil dengan acting yang mengesankan. Emosinya dapet.
Fokus cerita film ini lebih pada konflik setiap karakter dibandingkan dengan bagaimana perjuangan mereka membangun kebun binatang tersebut agar bisa lolos dari inspeksi dan dibuka untuk umum. Konflik bermula ketika Benjamin memutuskan untuk membeli kebun binatang ini. Konflik antara ayah (Ben) dan anak (Dylan) ataupun Ben dengan staf kebun binatang dan beberapa lainnya. Dari berbagai konflik itu, seorang Matt Damon dituntut untuk memerankan seorang ayah dan secara perlahan, hingga chemistry antara Benjamin dengan karakter lain pun tercipta.


Film yang menyentuh. Tentang keberanian bersikap, mengambil keputusan yang tepat, ketika berhadapan dengan situasi yang sulit dan rumi. Sangat menginspirasi. Sayang untuk dilewatkan :)

Trailer : 

*15/5/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar