JOURNAL

Senin, 23 Januari 2017

Remember That I Love You


Bloggerien.com

Pagi itu, 13 Januari 2017, bagian wajah Larry tertabrak oleh mobil yang hendak saya keluarkan dari garasi. Setahu saya Larry tidak berada dekat mobil. Sepertinya ia tiba-tiba melintas, terbentur keras, lalu terpental. Saya mendengar suaranya cukup kencang. Jantung langsung deg-degan. Yang ada dalam pikiran saya Larry terlindas, dan bakal mati seperti kucing liar yang pernah saya tabrak di jalan raya pada tahun 2015 lalu.
Saya panggil orang di rumah. Saat itu juga semua jadi panik. Suami mengambil tubuh Larry, lalu dibawa ke teras. Pikiran saya sudah buruk, Larry bakal mati. Di tengah rasa takut dan bersalah, tiba-tiba saya lihat Larry berdiri tegak dan berjalan ke arah pot-pot tanaman. Lalu merebahkan badan dalam posisi kaki-kakinya dilipat, muka menghadap ke depan, agak menunduk dan matanya terpejam. Dari mulutnya keluar darah. Saat itu juga saya menangis. Tidak tega melihatnya. Sesuatu pasti telah terjadi. Mungkin luka dalam. 

Saya masih menyangka Larry terlindas, tapi dia bisa jalan tegak. Mungkin kah dia hanya terbentur?

Anak saya sedih bukan main. Menangis. Tidak mau makan. Tidak mau sekolah. Tapi saya bilang padanya, tenang dan doakan saja Larry baik-baik saja. Nanti akan dibawa ke dokter dan diobati. Setelah itu saya menghubungi beberapa dokter, ternyata belum ada yang buka praktek. Katanya kalau mau tunggu jam 10, itu pun dengan perjanjian. Duh....hewan celaka karena tabrakan mana bisa menunggu.

Di RS hewan. Luka pada rahang membuat mulutnya berlumur darah :(

Akhirnya dokter di tempat Larry biasa mandi menyarankan saya untuk membawa Larry ke My Vets. Katanya di sana pagi-pagi sudah ada dokter, bisa langsung diperiksa. Dokter menyarankan Larry dirontgen biar lebih tahu penanganannya akan seperti apa. Saya dan suami langsung meluncur ke rumah sakit hewan yang dimaksud. Larry saya masukkan dalam kardus kosong. Keranjang travel-nya masih basah habis dicuci, makanya pakai kardus. Dan sepanjang jalan saya berdoa semoga Larry tidak apa-apa. Tapi tiap melihat darah yang keluar dari mulutnya, pikiran saya jadi buruk lagi :(

My Vets semacam rumah sakit hewan. Ada banyak dokter di RS ini. Banyak pasiennya juga. Waktu sampai RS dokter belum ada, masih di jalan katanya. Larry langsung disambut oleh perawat laki-laki dan perempuan. Mulutnya langsung dibersihkan. Badannya diperiksa, dipegang-pegang. Saya masih cemas melihatnya. Tapi kata perawat laki-laki itu Larry tidak terlindas karena masih bisa berdiri dan berjalan. Saya agak lega.
  
Setelah dapat penanganan awal dan sebelum diperiksa lebih lanjut

Berhubung dokter belum sampai, Larry dimasukkan ke dalam kandang. Masuk kandang ia langsung posisi seperti tengkurep, terpejam sambil mulut agak menganga. Darah masih keluar dari mulutnya tapi mulai berkurang. Saat itu, pasien mulai berdatangan. Mulai dari kucing berambut panjang pakai pita, hingga anjing pitbul besar yang mukanya bikin saya bergidik. Yang membawa hewan-hewan itu mulai dari mas-mas muda penjaga hewan majikan, hingga bule-bule dengan pasangannya. Ada pula mbak-mbak muda, bahkan nenek-nenek tua. Penyakit hewan-hewan peliharaan yang mereka bawa macam-macam. Mulai dari kolesterol, diabetes, overweight, hingga yang kena tumor pun ada. Duh...penyakitnya kok sudah kayak manusia saja ya.

Dokter datang, namanya Drh Zulfa. Larry langsung didahulukan diperiksa karena darurat. Dibawa ke meja periksa. Mulut, hidung, gigi, muka, perut, kaki, sampai ekor semuanya dicek. Dari pemeriksaan pertama disebutkan kalau darah yang mengucur dari mulut Larry akibat rahannya retak. Posisi rahangnya bergeser. Giginya pun copot, beberapa ada yang dicabut karena sudah lepas dari gusi. Saya ngilu melihatnya.

Larry mesti dirontgen untuk melihat bagian dalam tubuh lainnya, khawatir ada apa-apa. Karena meja rontgen belum siap, dan Larry juga mesti dibius, Larry menunggu lagi. 2 jam kemudian baru dirontgen. Alhamdulillah ternyata tidak ada apa-apa dengan bagian dalam tubuhnya. Yang bermasalah hanya pada bagian rahangnya. Katanya harus dioperasi supaya rahangnya bisa menyatu dan rata lagi. Operasi pasang kawat. Kalau tidak rata, nanti Larry tidak bisa makan. Kalau tidak makan bisa sakit, akhirnya mati. Biaya operasi sekitar Rp 3 juta, belum termasuk biasa rawat inap dan obat-obatan. 

Diperiksa, disuntik, dicabut gigi, dan persiapan untuk dirontgen

Saya dan suami diskusi sambil menelpon beberapa kenalan yang pernah punya pengalaman serupa. Dari sana saya dapat masukan, katanya kucing itu sebenarnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri secara alami. Saya dan suami lalu diskusi lagi dengan dokter. Menurutnya, operasi atau tidak operasi, Larry harus disuapi pakai alat injeksi. Begitu juga minumannya. 

Akhirnya kami ambil keputusan untuk menunda operasi dan mencoba melihat hasilnya dalam semalam. Larry kami bawa pulang. Kami belikan makanan basah dalam bentuk bubur. Semua obat anti nyeri, anti radang dan antiobiotik kami berikan dan campurkan dalam makanan. Semua pentunjuk dokter kami ikuti. Saat pemberian makan pertama sejak celaka, Larry seperti kelaparan. Porsi makan yang diberikan tampaknya kurang, kami tambah, habis dan tampak masih lapar. Kami beri lagi. 



Setelah 3 kali pemberian makan, Larry menolak disuapi. Saya coba taruh makanannya dalam piring. Eh ternyata dia makan sendiri dan habis. Melihat itu rasanya senang sekali. Karena saya pikir rahangnya pasti sakit dan menggangu makannya, ternyata tidak. Larry tetap melahap buburnya sendiri sampai habis. Beberapa jam berikutnya saya coba lagi, dan lagi-lagi dia makan sendiri. Bukan main leganya. Anggapan saya bahwa Larry tidak bisa makan itu pupus seketika. Esoknya saya bawa lagi ke dokter, periksa lagi, dan akhirnya saya putuskan batal operasi. Dokter menanggapi dengan baik. Menurutnya kalau memang demikian ya tidak apa-apa.

Sekarang sudah 10 hari sejak Larry celaka, dan saya masih ekstra melakukan perawatan meski kondisi Larry sudah baikan. Rasa bersalah yang membuat saya demikian. Tapi tanpa celaka pun selama ini saya mengurusnya dengan baik. Semoga tidak terulang lagi dan Larry kembali sehat seperti semula, terutama rahangnya. Kalau melihat kondisinya sekarang sih sudah termasuk normal. Tapi saya belum berani berikan dia makanan kering. Masih makanan basah (sarden halus).
  
Para dokter dan perawat hewan di My Vets

Kecelakaan yang dialami kucing Larry membuat saya teringat pada Oreo, kucing hitam yang saya pelihara sejak tahun 2014 hingga akhirnya meninggal pada Maret 2015 karena ditabrak oleh tetangga. Waktu itu satu rumah pada sedih. Anak saya sampai sakit karena kepikiran. Oreo itu kami temukan di got, masih bayi kucing. Tampaknya jatuh. Sendirian. Lalu kami asuh sampai besar. Pas besar malah mati dengan tragis hiks. Karena kasihan, teman saya datang bawa anak kucing, buat menghibur kami. Dia berikan kucing itu dan kami memberinya nama Larry yang sekarang kami rawat.

Kucing Oreo, sebelum ada Larry
Selama ini kecelakaan pada kucing yang disebabkan oleh saya sudah 3x terjadi. Sebelum punya Oreo, saya pernah menabrak induk kucing yang sedang mengandung. Kepalanya terlindas mobil. Mobil saya parkir depan rumah, ternyata di bawah ada kucing sedang tidur-tiduran dan saya tidak melihatnya. Waktu itu saya manggil satpam buat bantu urus dan kubur di belakang rumah. Nggak tega mengerjakannya sendirian, apalagi kepala kucingnya berdarah :(

Kejadian ke-2 saat melintas di depan Pasar Modern BSD. Ada kucing menyeberang dan berhasil melewati beberapa motor yang ngebut. Pas hampir lewat depan saya, saya buru-buru ngerem, tapi ternyata tetap terlindas. Yang terlindas perutnya. Kotorannya sampai keluar dan sangat bau. Tapi saya angkat dan bawa ke sekolah anak saya yang dekat dari kejadian. Saya panggil satpam sambil nangis, minta tolong mereka yang kuburin. Badan saya bau kotoran, sampai muntah, tapi saya abaikan, yang penting kucing dikuburkan dengan baik hiks. Satpam menggali lobang di samping sekolah, ga tega saya melihatnya. Sedih. Kucingnya belum besar betul. Masih anak-anak. 
Oreo dan Larry ketika masih kecil
Dua kucing pernah mati karena saya tabrak. Alhamdulillah yang ketiga ini selamat. Mendung yang tadinya menggelayuti seisi rumah, kini sudah terang kembali, bersinar lagi. Larry juga sudah sembuh. Saya sempat shock sih. Sedih dan nangis, sampai hilang selera makan, akhirnya malah jatuh sakit. Begitulah kalau sudah sayang dan punya rasa memiliki ya, begitu sedih dan takut akan kehilangan. Tapi Allah selalu punya cara dalam memberi hikmah dan pelajaran...

Saya suka kucing tapi dari kecil sampai menikah dan punya anak saya tidak pernah memelihara kucing. Sayang sih sayang, tapi ga mau pelihara. Sejak membaca sebuah tulisan tentang kasih sayang terhadap hewan (saya lupa kapan dan dimana), rasa untuk memelihara itu pun muncul. Tulisan itu sangat menyentuh. Kebetulan atau entah apa, tak lama kemudia kami menemukan anak kucing sedang sendirian kedinginan dalam got depan rumah. Sejak itulah kami saya dan keluarga punya hewan peliharaan.


Remember that I love you...

Give me time to understand what you want from me
Place your trust in me, it's crucial to my well-being
Don't angry with me for long, and don't lock me up as punishment. You have your work, your entertainment, and your friends. I only have you
Talk to me sometimes. Even I don't understand your words, I understand your voice when it's speaking to me 
Before you scold me for being un-cooperative, obstinate or lazy, ask yourself if something might bothering me. Perhaps I am not getting the right food, or I 've been out in the sun too long, or my heart is getting old and weak.
Take care of me when I get old. You too will grow up
Go with me in difficult journey. Never say, "I can't bear to watch it", or, "Let it happen in my absence". 
Everything is easier for me if you are there....


1 komentar:

  1. mbak,, mau tanya tanya nih.. kucing saya juga habis ketabrak,, rahangnya patah dan awalnya pendarahan.. setelah pendarahan berhenti,, dia jadi ileran.. setelah tak bawa ke klinik hewan & dapat suntikan antibiotik,, ilerannya mulai berhenti,, dia mau mulai makan walau harus di spet i.. obatnya alhamdulillah cocok.. dia mulai bisa makan sendiri baik wet food maupun nasi ikan seperti biasa.. tapi dia belum bisa makan dry food.. saya campur dry food dengan air panas / saya patah2 in jadi kecil dia masih belum bisa.. kalau untuk dry food menurut mbak bagaimana ya ? dulu mbak mulai berani ngasih dry food nya lagi jangka berapa lama sejak kejadian kucing mbak kecelakaan ? soalnya saya berat juga kalo wet food terus tiap hari.. maaf ya mbak kronologinya panjang.. saya harap mbak bisa membantu memberi sedikit saran.. terimakasih mbak..

    BalasHapus